Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945
![]() |
| SEJARAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA 17 AGUSTUS 1945 |
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (Jumat, 17 Agustus 1945 M atau 17 Ramadhan 1365 H) dibacakan oleh Ir. Soekarno yang didampingi oleh Drs. Muhammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini, Jakarta Pusat.
6 Agustus 1945
2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Ini mengakibatkan Jepang mengalah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
7 Agustus 1945
BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). PPKI beranggotakan 21 orang dengan Ir. Seokarno ditunjuk sebagai ketua dan Muh. Hatta sebagai wakil ketua.
9 Agustus 1945
Ir. Soekarno, Drs. Muh. Hatta dan Dr. Rajiman Widiodiningrat dipanggil ke Dalat akrab Saigon untuk menghadap Marsekal Terauci. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.
10 Agustus 1945
Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah dan sudah mendengar isu lewat radio bahwa Jepang telah dan sudah mengalah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah berkemas-kemas memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Syahrir memberitahu penyair Chairil Anwar sehubungan dijatuhkannya bom atom di Nagasaki dan bahwa Jepang telah dan sudah mendapatkan ultimatum dari Sekutu untuk menyerah. Syahrir mengetahui hal itu melalui siaran radio luar negeri, yang ketika itu terlarang. Berita ini kemudian tersebar di lingkungan para cowok terutama para pendukung Syahrir.
11 Agustus 1945
Pada pertemuan antara Marsekal Terauci dengan ketiga tokoh Indonesia (Soekarno, Hatta dan Radjiman ) diamanatkan tiga hal yaitu:
1) Kepada Indonesia akan dianugrahkan kemerdekaan
2) Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dibuat dengan Ir. Soekarno sebagai ketua dan Drs. Muh. Hatta sebagai wakil ketua
3) Cepat atau lambatnya kemerdekaan Indonesia sepenuhnya terletak ditangan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
14 Agustus 1945
Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat (250 km di sebelah timur bahari dari Saigon), Syahrir mendesak semoga Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan lantaran menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu anyir Jepang, lantaran Jepang setiap dikala sudah harus mengalah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro dengan Jepang. Hatta menceritakan kepada Sjahrir sehubungan hasil pertemuan di Dalat.
Sementara itu Syahrir menyiapkan pengikutnya yang bakal berdemonstrasi dan bahkan mungkin harus siap menghadapi bala tentara Jepang dalam hal mereka akan memakai kekerasan. Syahrir telah dan sudah menyusun teks proklamasi dan telah dan sudah dikirimkan ke seluruh Jawa untuk dicetak dan dibagi-bagikan. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah dan sudah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI dikala itu sanggup mengakibatkan pertumpahan darah yang besar, dan sanggup berakibat sangat fatal kalau para pejuang Indonesia belum siap, Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan lantaran itu yaitu hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
15 Agustus 1945
Jepang mengalah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia lantaran Jepang telah dan sudah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda. Setelah dan sudah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.
Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Maeda, di Jalan Imam Bonjol. Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum mendapatkan konfirmasi serta masih menunggu isyarat dari Tokyo.
Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 malam 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang bekerjasama dengan Undang-Undang Dasar yang sehari sebelumnya telah dan sudah disiapkan Hatta.
16 Agustus 1945
Gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pengikut Syahrir. Pada siang hari mereka berkumpul di rumah Hatta, dan sekitar pukul 10 malam di rumah Soekarno. Sekitar 15 cowok menuntut Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan melalui radio, disusul pengambilalihan kekuasaan. Mereka juga menolak rencana PPKI untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 16 Agustus.
Peristiwa Rengasdengklok
Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan lantaran Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah dan sudah terjadi kejadian Rengasdengklok. Para cowok pejuang, termasuk Chaerul Saleh, yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang gres berusia 9 bulan) dan Hatta, dan membawanya ke Rengasdengklok, yang kemudian populer sebagai kejadian Rengasdengklok. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah dan sudah mengalah dan para pejuang telah dan sudah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.
Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Yamamoto
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, bertemu dengan Jenderal Yamamoto dan bermalam di kediaman wakil Admiral Maeda Tadashi. Dari komunikasi antara Hatta dan ajun komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah dan sudah mengalah kepada Sekutu, dan tidak mempunyai wewenang lagi untuk menyajikan kemerdekaan. PPKI dihentikan mengadakan rapat persiapan pengumuman kemerdekaan Indonesia lantaran Jepang menerima perintah dari Sekutu untuk mempertahankan status quo.
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, bertemu dengan Jenderal Yamamoto dan bermalam di kediaman wakil Admiral Maeda Tadashi. Dari komunikasi antara Hatta dan ajun komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah dan sudah mengalah kepada Sekutu, dan tidak mempunyai wewenang lagi untuk menyajikan kemerdekaan. PPKI dihentikan mengadakan rapat persiapan pengumuman kemerdekaan Indonesia lantaran Jepang menerima perintah dari Sekutu untuk mempertahankan status quo.
Naskah Proklamasi
Mengetahui bahwa proklamasi tanpa pertumpahan darah telah dan sudah mustahil lagi, Soekarno, Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan teks Proklamasi yang kemudian dibacakan pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945.
Sebelumnya para cowok mengusulkan semoga naskah proklamasi menyatakan semua pegawanegeri pemerintahan harus dikuasai oleh rakyat dari pihak absurd yang masih menguasainya. Tetapi secara umum dikuasai anggota PPKI menolaknya dan disetujuilah naskah proklamasi menyerupai adanya hingga sekarang. Para cowok juga menuntut enam cowok turut menandatangani proklamasi bersama Soekarno dan Hatta dan bukan para anggota PPKI. Para cowok menganggap PPKI mewakili Jepang. Kompromi pun terwujud dengan membubuhkan anak kalimat “atas nama Bangsa Indonesia” Soekarno-Hatta. Rancangan naskah proklamasi ini kemudian diketik oleh Sayuti Melik.
Isi Teks Proklamasi
Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta
![]() |
| NASKAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA 17 AGUSTUS 1945 |
Di sini ditulis tahun 05 lantaran ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu yaitu tahun 2605. Teks diatas yaitu hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik), salah seorang tokoh cowok yang ikut andil dalam persiapan proklamasi. Sementara naskah yang bahwasanya hasil gubahan Muh.Hatta, A.Soebardjo, dan dimemberi santunan oleh Ir.Soekarno sebagai pencatat. Adapun suara teks naskah otentik itu sebagai berikut:
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17 – 8 – ’45
Wakil2 bangsa Indonesia.
Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi
Naskah orisinil proklamasi yang ditempatkan di Monumen Nasional
Perundingan antara golongan muda dan golongan renta dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan semoga yang menandatangani teks proklamasi itu yaitu Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah dan sudah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dan sudah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta dikala itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Perundingan antara golongan muda dan golongan renta dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan semoga yang menandatangani teks proklamasi itu yaitu Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah dan sudah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dan sudah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta dikala itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh alasannya yaitu itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dimemberi santunan oleh Soehoed untuk kiprah tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan melibutkan bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah dan sudah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.[4]. Sampai dikala ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.
Setelah dan sudah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata tiba terburu-buru lantaran mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta menyajikan amanat singkat kepada mereka.
Setelah dan sudah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata tiba terburu-buru lantaran mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta menyajikan amanat singkat kepada mereka.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai Undang-Undang Dasar 45. disertakan bersama demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibuat kemudian.
Setelah dan sudah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas undangan dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dimemberi santunan oleh sebuah Komite Nasional.
Isi Teks Proklamasi - Naskah Klad
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan
kemerdekaan Indonesia.
kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
dengan tjara seksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17-8-05
Wakil-wakil bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta
NASKAH BARU SETELAH MENGALAMI PERUBAHAN
Di dalam teks proklamasi terdapat beberapa perubahan yaitu terdapat pada:
• Kata tempoh diubah menjadi tempo
Di dalam teks proklamasi terdapat beberapa perubahan yaitu terdapat pada:
• Kata tempoh diubah menjadi tempo
• Kata Wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi Atas nama bangsa Indonesia
• Kata Djakarta, 17-8-05 diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 08 tahun '05
• Naskah proklamasi klad yang tidak ditandatangani kemudian menjadi otentik dan ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.Hatta
• Kata Hal2 diubah menjadi Hal-hal
Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan
kemerdekaan Indonesia.
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan
kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta
Di sini ditulis tahun 05 lantaran ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu yaitu tahun 2605.
NASKAH OTENTIK
Teks diatas yaitu hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik), salah seorang tokoh cowok yang ikut andil dalam persiapan proklamasi.
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal² jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17-8-'05
Wakil2 bangsa Indonesia.
CARA PENYEBARAN TEKS PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
Gedung Menteng 31 yang dipakai sebagai tempat pemancar radio yang gres Wilayah Indonesia sangatlah luas. Komunikasi dan transportasi sekitar tahun 1945 masih sangat terbatas. Di samping itu, kendala dan larangan untuk berbagi isu proklamasi oleh pasukan Jepang di Indonesia, yaitu sejumlah faktor yang mengakibatkan isu proklamasi mengalami keterlambatan di sejumlah daerah, terutama di luar Jawa. Namun dengan penuh tekad dan semangat berjuang, pada kesannya kejadian proklamasi diketahui oleh segenap rakyat Indonesia. Lebih jelasnya ikuti pembahasan di bawah ini. Penyebaran proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 di tempat Jakarta sanggup dilakukan secara cepat dan segera menyebar secara luas. Pada hari itu juga, teks proklamasi telah dan sudah hingga di tangan Kepala Bagian Radio dari Kantor Domei (sekarang Kantor Berita ANTARA), Waidan B. Palenewen. Ia mendapatkan teks proklamasi dari seorang wartawan Domei yang berjulukan Syahruddin. Kemudian ia memerintahkan F. Wuz (seorang markonis), supaya isu proklamasi disiarkan tiga kali berturut-turut. Baru dua kali F. Wuz melakukan tugasnya, masuklah orang Jepang ke ruangan radio sambil marah-marah, alasannya yaitu mengetahui isu proklamasi telah dan sudah tersiar ke luar melalui udara.
Meskipun orang Jepang tersebut memerintahkan penghentian siaran isu proklamasi, tetapi Waidan Palenewen tetap meminta F. Wuz untuk terus menyiarkan. Berita proklamasi kemerdekaan diulangi setiap setengah jam hingga pukul 16.00 dikala siaran berhenti. Akibat dari penyiaran tersebut, pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat isu dan menyatakan sebagai kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar tersebut disegel oleh Jepang dan para pegawainya dihentikan masuk. Sekalipun pemancar pada kantor Domei disegel, para cowok bersama Jusuf Ronodipuro (seorang pembaca isu di Radio Domei) ternyata membuat pemancar gres dengan memberi bantuanan teknisi radio, di antaranya Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar. Mereka mendirikan pemancar gres di Menteng 31, dengan kode panggilan DJK 1. Dari sinilah selanjutnya isu proklamasi kemerdekaan disiarkan.
Usaha dan usaha para cowok dalam penyebarluasan isu proklamasi juga dilakukan melalui media pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian di Jawa dalam penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 memuat isu proklamasi kemerdekaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Harian Suara Asia di Surabaya yaitu koran pertama yang memuat isu proklamasi. Beberapa tokoh cowok yang berjuang melalui media pers antara lain B.M. Diah, Sayuti Melik, dan Sumanang. Proklamasi kemerdekaan juga disebarluaskan kepada rakyat Indonesia melalui pemasangan plakat, poster, maupun coretan pada dinding tembok dan gerbong kereta api, contohnya dengan slogan Respect our Constitution, August 17!(Hormatilah Konstitusi kami tanggal 17 Agustus!) Melalui banyak sekali cara dan media tersebut, kesannya isu Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sanggup tersebar luas di wilayah Indonesia dan di luar negeri. Di samping melalui media massa, isu proklamasi juga disebarkan secara eksklusif oleh para utusan tempat yang menghadiri sidang PPKI. Berikut ini para utusan PPKI yang ikut berbagi isu proklamasi.
• Teuku Mohammad Hassan dari Aceh.
• Sam Ratulangi dari Sulawesi.
• Ktut Pudja dari Sunda Kecil (Bali).
• A. A. Hamidan dari Kalimantan.
Berdasarkan uraian di atas Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yaitu hasil jerih payah bangsa Indonesia sendiri yang didorong oleh rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan bukanlah hadiah atau pemberian dari negara lain.
Lahirnya proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 yaitu titik kulminasi dari usaha bangsa Indonesia, ini berarti bahwa sejarah usaha bangsa Indonesia telah dan sudah mencapai puncaknya pada dikala diproklamasikan. Puncak bukanlah akhir, oleh lantaran itu usaha belum berhenti atau sudah selesai lantaran itu kita sebagai generasi muda harus tetap berjuang dan rela berkorban untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan di segala bidang kehidupan.
Proklamasi berarti juga bahwa bangsa Indonesia telah dan sudah berhasil melepaskan diri dari segala bentuk penjajahan dan sekaligus membangun suatu rumah tangga baru, yaitu Negara Republik Indonesia. disertakan bersama proklamasi itu berarti bangsa Indonesia bebas memilih nasibnya sendiri, sanggup memulai mengatur rumah tangga bangsa dan negaranya sendiri tanpa campur dari negara lain.
Proklamasi kemedekaan bukanlah tujuan final melainkan yaitu alat untuk mencapai impian bangsa Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur menurut Pancasila. Kita sebagai rakyat negara Indonesia mempunyai kewajiban moral atas kemerdekaan itu, dan mengisinya dengan pembangunan di segala bidang kehidupan.
Berdasarkan uraian di atas, proklamsi kemerdekaan mengandung makna:
a. Secara yuridis (hukum) proklamasi yaitu dikala mulai berlakunya tertib aturan nasional dan berakhirnya tertib aturan kolonial
b. Secara politis dan sosiologis, proklamasi mengandung arti bahwa bangsa Indonesia terbebas dari penjajahan bangsa absurd dan mempunyai kedaulatan untuk memilih nasibnya sendiri dalam suatu kerangka negara kesatuan Repbulik Indonesia.







Post a Comment for "Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945"